Membangun Rumah Tangga di Atas Dasar Kristus

Bacaan: 1 Korintus 3:10-15
"Menurut kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Barangsiapa membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, maka pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api, dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." 

Sebagai pria yang telah berkeluarga, hidup Anda adalah proyek pembangunan rohani yang terus berjalan. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa dasar hidup orang percaya adalah Yesus Kristus . Tidak ada fondasi lain yang lebih kokoh selain Dia. Pertanyaannya: Bagaimana Anda membangun rumah tangga Anda di atas dasar ini?

1. Bahan yang Anda Pilih Menentukan Kualitas Bangunan

Paulus membedakan dua jenis bahan:

  • Emas, perak, batu permata → Simbol komitmen, kasih yang tulus, pelayanan, dan pengorbanan yang berkenan kepada Tuhan.
  • Kayu, rumput kering, jerami → Simbol keserampangan, egoisme, dan prioritas yang salah (misal: karier di atas keluarga, keegoisan, atau ketidaksetiaan).

Sebagai suami dan ayah, setiap keputusan Anda—cara memimpin keluarga, mengelola konflik, mengasihi pasangan, mendidik anak, atau mengatur keuangan—adalah "bahan" yang Anda gunakan. Apakah Anda membangun dengan kesabaran dan doa , atau dengan reaktif dan emosi ?

2. Api Pengujian Akan Datang

Setiap rumah tangga pasti menghadapi "api" ujian: tekanan finansial, konflik, sakit penyakit, atau godaan dunia. Jika fondasi rumah tangga Anda adalah Kristus, bangunan itu akan bertahan. Namun, jika dibangun dengan bahan yang rapuh (misal: komunikasi yang buruk, kurangnya spiritualitas, atau ketidakjujuran), api itu akan membakar habis.

Pertanyaan refleksi:

  • Apa "api" terbesar dalam rumah tangga Anda saat ini?
  • Sudahkah Anda mengandalkan kekuatan Kristus atau kecakapan diri sendiri?

3. Pimpin Keluarga dengan Hikmat dan Kerendahan Hati

Paulus menekankan bahwa setiap orang harus "memperhatikan bagaimana ia membangun" (ay. 10). Sebagai pemimpin keluarga, Anda dipanggil untuk:

  • Mengutamakan waktu dengan Tuhan → Jadikan Firman dan doa sebagai prioritas. Tanpa hubungan intim dengan Kristus, kepemimpinan Anda akan kehilangan arah.
  • Melayani, bukan menguasai → Kepemimpinan Kristen adalah pelayanan (Markus 10:45). Dengarkan pasangan, dukung impian mereka, dan berkorban demi kebahagiaan keluarga.
  • Bangun keintiman rohani bersama pasangan → Diskusikan kebenaran Firman, hadiri ibadah bersama, dan dorong pertumbuhan iman anak-anak.

4. Jangan Takut Gagal, tapi Jangan Berhenti Berusaha

Ayat 15 mengingatkan: meski pekerjaan kita "terbakar," kita tetap diselamatkan. Artinya, Tuhan menghargai niat baik dan usaha kita, meski tidak sempurna. Jika Anda merasa gagal sebagai suami/ayah, jangan menyerah! Minta ampun, perbaiki hubungan, dan mulai lagi dengan pertolongan Roh Kudus.

Langkah Praktis untuk Membangun "Batu Permata" dalam Rumah Tangga

  1. Evaluasi Prioritas → Apakah keluarga hanya "nomor dua" setelah pekerjaan atau hobi?
  2. Jadwalkan Quality Time → Luangkan waktu khusus untuk pasangan dan anak-anak tanpa gangguan gadget.
  3. Pimpin Keluarga dalam Doa → Mulai tradisi doa bersama sebelum makan atau sebelum tidur.
  4. Jaga Komitmen → Setia dalam hal kecil (janji-janji kecil) akan memperkuat kepercayaan pasangan.

Penutup

Saudaraku, rumah tangga adalah ladang misi yang Tuhan percayakan. Bangunlah dengan bahan yang kekal: kasih yang sabar, komitmen yang teguh, dan pengharapan pada janji-Nya. Ketika api ujian datang, Anda akan melihat bahwa fondasi Kristus tidak pernah goyah.

"Marilah kita terus memperhatikan bagaimana kita membangun. Sebab hanya di dalam Kristus, rumah tangga kita menjadi bait Allah yang hidup."

Renungan ini boleh dishare untuk menguatkan saudara-saudari seiman.



Hati yang Lunak, Hidup yang Bertumbuh
(Kisah Para Rasul 7:51; Yehezkiel 36:26; Yakobus 4:3; Lukas 22:41-42)